Rabu, 27 Agustus 2008

Tamu Istimewa dari SMA 15

Bu Ina dan genk-nya


Kegaduhan melanda kantor Redaksi g-Mag pada hari Senin 25 Agustus 2008 lalu. Ada belasan anak menyesaki ruang kantor yang udah panas duluan karena belum dipasangi AC. Dipenuhi bocah sebanyak itu, praktis suasana jadi kian hot lagi bagai berada di dalam magic jar!
Para pendatang ternyata datang dari SMA Negeri 15 Semarang. Mereka anggota ekskul jurnalistik yang awalnya hanya ingin meninjau Percetakan UP Gradasi tapi akhirnya malah menemukan target bonus berupa g-Mag, dan tambahan ilmu tentunya. Kunjungan dimaksudkan sebagai bekal awal bagi para murid sebelum memproduksi Libel, majalah sekolah SMA 15.
Sebelum berkunjung ke SMK 11, beberapa di antara personel ekskul jurnalistik SMA 15 udah ikutan pelatihan jurnalistik Nulis Bareng Gradasi 2008 yang digeber dua hari sebelumnya, pas hari Sabtu. Rombongan yang terdiri atas 32 siswa dipimpin guru Bahasa Indonesia Bu Inawati, S.Pd dan pembimbing ekskul Pak Jarum. Begitu datang ke kompleks SMK 11 pukul 11, mereka langsung diantar masuk ke ruang kelas 21 untuk mengadakan audiensi dengan para kru UP dan g-Mag.
Audiensi dipimpin oleh Direktur UP Pak Antonius Bowo Wasono. Setelah Pak Anton menyampaikan sambutan, giliran Bu Ina yang pidato. Sesudah itu satu-persatu kru g-Mag maju ngucapin selamat datang buat teman-teman dari SMA 15, dimulai dari Pemred Pak Budi Utoyo, Wapemred Mas Wiwien Wintarto, dan Redpel Mbak Dewi Uji.
Satu-satunya yang nggak ikut bicara adalah Manajer Marketing Mbak Suhita Puri. Tapi setelah dipaksa-paksa oleh semua orang, akhirnya mau juga cewek asal Bantul, DIY, itu tampil untuk menceritakan suka dukanya nyari iklan dan mempromosiin g-Mag ke tengah masyarakat.
Pada sesi tanya jawab, Bu Ina bertanya mewakili para murid soal teknis tata cara untuk ikut bergabung atau seenggaknya nyumbang tulisan buat g-Mag. Sedang Pak Jarum menanyakan tentang prosedur guna mendapatkan nomor ISSN seperti yang udah dipunyai g-Mag.
Sesudah acara ramah tamah di ruang kelas 21 selesai sekitar pukul 12.45, barulah para tamu diantar Mbak Dewi dan Mbak Hita mengunjungi langsung kantor Redaksi g-Mag. Di sana para peserta bertanya-tanya lebih jauh lagi pada kedua kru tersebut tentang sistem kerja Redaksi dan juga bagian Marketing/Iklan.

Suk-sukan masuk kantor Setting
Sesudah puas melihat-lihat kantor Redaksi, rombongan dibawa berkeliling meninjau kantor Setting & Layout UP dan ruang percetakan. Patut dicatat bahwa teman-teman dari SMA 15 itu adalah tamu pertama yang berkunjung secara khusus ke kantor g-Mag. Ayo, siapa nyusul?

Kantin Banget Merdeka Belajar


Kata Pak Bahrudin dan Izza Ahsin, belajar itu bisa di mana aja. Yang nggak nerusin sekolah pun tetep bisa belajar dan jadi smart. Belajar juga harus dilakukan dengan cara yang fun dan sesuai dengan minat-bakat tiap orang. Jangan serba penuh tekanan dan paksaan hanya demi mengejar angka-angka nilai.
Tema itulah yang tersaji dalam talk show berjudul Merdeka Belajar! yang merupakan rangkaian kegiatan Kantin Banget Talking about Edisi Minggu Suara Merdeka. Talk show digeber di Ruang Pertemuan lantai III kantor Redaksi Suara Merdeka di Jl Kaligawe Km 5, Semarang, hari Minggu 24 Agustus 2008 kemaren.
Dimoderatori Om Daktur Budi Maryono yang sehari sebelumnya jadi keynote speaker (haiyah!) acara Nulis Bareng Gradasi 2008 di SMK 11, acara menampilkan dua bintang tamu yaitu Pak Bahrudin yang adalah Kepsek SMA Qaryah Thayyibah, Kalibening, Salatiga, dan Izza yang menulis buku berjudul Dunia Tanpa Sekolah. Sedang kru g-Mag yang melakukan penampakan di acara itu adalah Wapemred Mas Wiwien Wintarto dan Korlip Oktaviany Wahyunita.
Acaranya sendiri membahas tentang keunikan sistem belajar mengajar di SMA Q-Tha. Di depan sekitar 30-an peserta, Pak Din dan Izza memaparkan cara pendidikan di sana yang menyempal dari “ajaran” pendidikan baku di sekolah-sekolah umum. Nggak ada kewajiban masuk tiap hari, nggak ada pelajaran segudang yang bikin stres, nggak ada ulangan, dan nggak ada juga tekanan untuk mengejar nilai setinggi mungkin.
Murid-murid dimerdekakan untuk belajar sesuai minat dan kemampuan masing-masing tanpa arahan dan komando guru. Para guru hanya menjadi pendamping dan fasilitator. Cara belajar murid pun langsung mengerjakan apapun yang mereka sukai. Yang hobi film ya langsung bikin film, yang suka fotografi ya langsung jeprat-jepret, yang hobi ngarang ya langsung bikin novel, dlsb. Akhirnya di dan dari situlah mereka belajar dan menimba ilmu langsung dari praktik lapangan.
Sekadar info, putri sulung Om Daktur yang bernama Mutiara adalah murid baru di SMA Q-Tha (jadi sekalian promo sekolahan ya, Om?). Doi belajar fotografi dan sinematografi. Tia hadir juga di acara tersebut bareng beberapa kawannya sesama murid Q-Tha.
Dan karna ini acara KBTa, beberapa kru Geng Kantin Banget juga ikut datang. Mereka adalah Hadziq, Wahyu, serta Mitsa dari Kudus. Om Daktur sendiri dikawal kru KBTa-nya yang biasa, yaitu Mas Prio (sekretaris redaksi SM), Mas Agus (Tata Usaha SM), Mas Moch Buhono (staf layout SM), Mbak Acik (pusdok SM), dan Mbak Unik (editor Tabloid Cempaka), serta juga Mas Wawan.
Dimulai pukul 9 pagi, talk show break makan siang pukul 13, lalu ditutup dengan pemutaran film animasi pendek berjudul Bouncin’ buatan Studio Pixar. Film itu merupakan kesukaan Gigih, putra bungsu Om Daktur.
Khusus bagi g-Mag, ini merupakan kali kesekian kru g-Mag ikut hadir dan terlibat dalam event-event Kantin Banget. Mas Wien bahkan beberapa kali pernah ikut sibuk jadi panitia di sana, baik ketika masih gabung di SM maupun sesudah masuk g-Mag. Harapannya tentu, g-Mag dan Geng Kantin Banget bisa terus bermitra membuat aneka macam hal-hal yang positif buat anak muda di Semarang, Jateng, dan seluruh Indonesia sesudah tempo hari sukses bergandeng tangan bikin film.
Ayo, next mau bikin apa lagi?